Dari sahabat Abu Hurairah RA, Bersabda Rasulullah SAW, “Mu’min yang kuat lebih dicintai Allah dari mu’min yang lemah, dan masing-masing memiliki kebaikan. Bersemangatlah terhadap hal-hal yang bermanfaat bagimu dan mohonlah pertolongan kepada Allah dan jangan merasa malas, dan apabila engkau ditimpa sesuatu maka katakanlah “Qodarulloh wa maa syaa’a fa’al, Telah ditakdirkan oleh Allah dan apa yang Dia kehendaki pasti terjadi” (HR. Muslim) Sempat membaca hadits diatas pagi ini, jadi teringat bahwa penulis adalah orang yang lemah. Secara fisik sejak kecil penulis adalah lemah dan sering sakit-sakitan. Bahkan ketika bersekolah di SMPN 2 Bandung dan jam pelajaran olahraga lalu ditugasi berlari "keliling Indonesia" (Jl. Sumatera - Jawa - Kalimantan - Belitung), baru lari 200 m (sampai belokan SMPN 5 Bandung) nafas sudah habis, hahahaha walaupun anehnya tidak berlaku di kolam renang (jalesveva jayamahe !). Begitulah kemudian penulis hidup dengan bully :D
Penulis kemudian mencerna sebagian dari hadits diatas dan memikirkan dengan sempit maknanya. "Allah lebih suka aku kalau aku kuat (secara fisik) !" begitulah yang disimpulkan penulis. Mulailah penulis mencoba berolahraga. Di tingkat SMU penulis yang tidak bisa push-up satu kalipun saat SMP bisa melewati tes "20 consecutive push-up" (walaupun teman lain dari tim basket dan sepak bola tentunya bisa melakukan 50 push-up dalam 1 menit) dan berlari 2,4 km dalam waktu 13 menit (yang tentunya berarti POOR tapi sudah lebih baik hampir 7 menit daripada saat SMP). Bagi penulis semuanya prestasi besar dan Lapangan Bali menjadi sebuah monumen tersendiri di dalam dada penulis. Salah satu sifat dasar manusia adalah tidak pernah puas. Maka saat kuliah penulis lebih giat berolahraga. Ketika lulus penulis bisa berlari 4 km dalam waktu dibawah 22 menit dilanjutkan berenang 2 km dalam waktu 45 menit di Sasana Budaya Ganesha. Saat mengikuti tes kerja penulis bisa berlari 2,4 km dalam 10 menit, melakukan 54 push-up dalam semenit, 13 pull-up tanpa berhenti, dan 51 sit-up dalam semenit. Semua angka tadi bukan angka yang istimewa bagi sebagian besar orang tetapi menjadi pencapaian tersendiri bagi penulis. Seperti dalam sebuah lagu "bangunlah jiwanya, bangunlah badannya" penulis kemudian menemukan sesuatu yang hilang dan terlupakan. Lho ... jiwanya kemana ya ??? lalu penulis menemukan lagi hadits pada pembuka tulisan ini. Lho ... yang kuat itu imannya ya ??? Perlu dicamkan oleh penulis bahwa pada akhirnya nanti yang dinilai bukanlah statistik yang dituliskan pada paragraf 2 dan 3 diatas tetapi jawaban dari pertanyaan : "Iman apa yang kamu miliki dan sudah sejauh mana kamu bertindak dengan dasar iman itu" Walah walah walah kalau begitu dapat disimpulkan bahwa penulis memang lemah. Secara fisik tidak istimewa, secara otak tidak istimewa (buktinya tidak bisa memahami hadits diatas dengan utuh), dan secara iman jelas tidak istimewa. Yah, bagaimanapun disini pembaca bisa melihat berbagai hal terkait pencarian kesempurnaan penulis tentang fisik (olahraga dan nutrisi), tentang pikiran penulis dalam hal keilmuan (yang tentunya absurd dan nyeleneh), dan tentang keimanan penulis yang lebih dari patut untuk dipertanyakan. Selamat membaca semuanya :D Note : untuk yang belum tahu tempat-tempat yang disebut diatas, silakan lihat 2 gambar diatas (Lapangan Bali di sebelah kiri dan Sasana Budaya Ganesha di sebelah kanan)
0 Comments
|