RAMADHAN WORKOUT (1)

Ramadhan tahun ini spesial, karena bersamaan waktunya dengan pandemi COVID-19. Kebijakan di kompleks perumahan kami adalah tidak menerima tamu dari luar (kecuali emergency) dan tidak diadakan shalat berjamaah. Alhamdulillaah masih bisa melakukan olah raga di rumah. Dengan adanya pandemi yang bersamaan dengan ibadah puasa maka perlu dilakukan penyesuaian terhadap olah raga yang dilakukan. Penyesuaian yang dimaksud adalah terkait intensitas, frekuensi, dan waktu berolahraga.

Sempat viral bahwa pada masa pandemi kita harus pikirkan ulang untuk melakukan olahraga dengan intensitas tinggi. Disampaikan bahwa semakin intens olah raga seseorang maka tubuh orang tersebut semakin rentan terhadap penyakit infeksi dalam kurun waktu tertentu. Walaupun beberapa tulisan lain membantahnya namun saya tidak akan menyalahkan salah satunya dan mengambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Olah raga tetap harus dilakukan secara teratur dan terukur
2. Intensitas olah raga bisa dinaikkan setiap kurun waktu tertentu sehingga kebugaran secara keseluruhan akan bertambah
3. Kita tetap harus mendengarkan tubuh kita, kapan bisa berolahraga dan kapan sebaiknya tidak berolahraga. Untuk point yang ini agak tricky karena maniak olah raga akan mencoba tetap olah raga walaupun merasa sakit dan sebaliknya orang yang malas akan mencari berbagai alasan untuk tidak berolahraga walaupun dia bisa. Intinya perlu kejujuran dalam hal ini. Jadi bagaimana ? Rumus jempolnya adalah : (a) Jika anda merasa sakit sampai dengan bagian bawah leher dan suhu tubuh diatas 37 deg.C maka sebaiknya anda tidak berolahraga. (b) Bila anda merasa sedikit tidak nyaman pada tenggorokan dan sedikit hidung berair serta suhu tubuh anda normal, anda bisa berolahraga ringan sampai dengan sedang antara 15-30 menit. (c) Bila anda tidak merasakan keluhan maka lakukanlah olah raga dengan intensitas yang biasa anda lakukan diluar Bulan Ramadhan namun dengan waktu yang dikurangi. Intensitas dan/atau volume kemudian ditambah secara bertahap mendekati atau bahkan melampaui intensitas sebelum Bulan Ramadhan.
4. Waktu olah raga disesuaikan mendekati adzan maghrib sehingga tubuh bisa segera mendapatkan pengganti cairan tubuh yang keluar dan mengurangi risiko dehidrasi.
5. Tetap ingat, untuk kawan-kawan muslim, Bulan Ramadhan diharapkan lebih banyak melakukan muhasabah dan perbaikan keimanan serta ketakwaan serta tidak terlalu menekankan pada perbaikan yang bersifat fisik (jangan lupa luruskan niat ibadah sebelum olah raga).

​Seperti apa program olah raganya ? Mari kita simak pada tulisan berikut.